PEMIKIRAN IMMANUEL KANT TENTANG ETIKA DAN PENDIDIKAN DAN IMPLEMENTASINYA BAGI PARA PELAJAR
Heni Kartini Tallu Tondok
No dp587, OSF Preprints from Center for Open Science
Abstract:
Kant menetapkan akal pikiran sebagai dasar bagi etika. Pandangan terhadap etika ditentukan oleh adanya kemauan untuk memperoleh hakikat dari sesuatu. Etika yang dikemukakan oleh Kant dapat mewujudkan berbagai perbuatan atau tindakan disertai dengan adanya kesadaran akan kewajiban. Etika merupakan ilmu yang mempelajari norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia serta berbicara tentang keharusan yang dilakukan oleh manusia tentang apa yang baik, benar dan tepat. Pengertian etika secara luas adalah, ilmu yang mencari ukuran baik dan buruk dalam perbuatan manusia, dan juga sebagai pekerjaan budhi pekerti untuk tuntunan hidup manusia. Dalam pandangan Kant, manusia adalah makhluk hidup dengan martabat yang tinggi. Pendidikan diperlukan oleh manusia untuk menyempurnakan pribadi manusia yang berwatak luhur dan bertanggung jawab. Sifat manusia yang utuh dibangun melalui pendidikan bagi individu maupun kelompok. Peran pendidikan ialah menghasilkan individu yang mampu memberikan daya guna melalui keahlian dirinya sehingga memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Antara etika dengan peserta didik memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri setiap peserta didik seperti mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika peserta didik dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Namun, dalam bidang pendidikan, nilai-nilai etika sudah mulai terabaikan, yaitu dengan adanya kecenderungan bahwa tugas kependidikan adalah untuk melahirkan manusia yang cerdas tanpa memperhatikan tuntutan terhadap kesadaran etika, segala yang terkait dengannya (moral, karakter mulia, dan akhlaq), dan tidak hanya pintar wacana tapi giat dalam praktik. Prioritas utama pendidikan hanyalah sekadar mengejar kecerdasan rasional tanpa diimbangi dengan emosional yang berakar dari nilai hidup (etika), nilai agama, dan budaya tanpa ikut terlibat untuk berbuat nyata. Para peserta didik hanya berorientasi mengejar nilai pelajaran atau mata kuliah. Hal ini akan berakibat lahirnya manusia-manusia pintar, tetapi rendah kepedulian terhadap implementasi etika dan tidak mampu atau tidak terpanggil berbuat nyata.
Date: 2023-05-26
New Economics Papers: this item is included in nep-mac
References: Add references at CitEc
Citations:
Downloads: (external link)
https://osf.io/download/64717325a8dbe90155cb5308/
Related works:
This item may be available elsewhere in EconPapers: Search for items with the same title.
Export reference: BibTeX
RIS (EndNote, ProCite, RefMan)
HTML/Text
Persistent link: https://EconPapers.repec.org/RePEc:osf:osfxxx:dp587
DOI: 10.31219/osf.io/dp587
Access Statistics for this paper
More papers in OSF Preprints from Center for Open Science
Bibliographic data for series maintained by OSF ().