PENGARUH PEBERIAN PUPUK NPK MUTIARA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT (Capsium Frotescens. L) DI DUSUN NAMETEK JIKU KECIL KECAMATAN NAMLEA KABUPATEN BURU
Wa Ode Ade Nona,
Said Abdurrahman Assagaf,
Muhamad Chairul Basrun Umanailo,
Edy Said Ningkeula,
Husen Bahasoan,
Idrus Hentihu and
Iskandar Hamid
No dm6ax, OSF Preprints from Center for Open Science
Abstract:
Di Indonesia Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) yang merupakan salah satu tanaman hortikultura unggulan. Cabai rawit memiliki berbagai nama lain di seluruh penjuru nusantara. Tanaman ini dapat tumbbuh dan berproduksi di daratan tinggi maupun di daratan rendah, ataupun di lahan basah (sawah) dan tegalan yang gembur (kering). Cabai rawit merupakan tanaman perdu dari famili terong-terong (Solanaceae), konon kabarnya, tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman ini menyukai daerah kering dan di temukan pada ketinggian 0,5 hingga 1,250 meter dari permukaan laut.Beratus tahun, jauh sebelum Columbus mendarat di Benua Amerika, sudah banyak spesies cabai yang di budidayakan masyarakat setempat.tanaman ini mulai menyebar ke Benua Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia pada tahun 1 500-an. Cabai rawit umumnya di gunakan oleh masyarakat sebagai bumbuh olahan. Masyarakat Indonesia menggunakan cabai sikomoditas sensasional sebagai bumbu untuk memberi rasa pedas yang khas. Namun untuk usaha sektor pertanian di Negeri kita tidak boleh di pandang sebelah mata. Selain karena banyaknya jumlah petani, sektor ini paling tahang krisis. Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah menghancurkan sebagai usaha. Akan tetapi, usaha sektor petani tetap tegak, bahkan petani bisa mendulang keuntungan berlimpat ganda dengan menjual hasil pertaniannya ke luar Negeri. Untuk mendapatkan hasil produksi pada tanaman cabai rawit, sangat berpengaruh pada naik turunnya tingkat produksi tiap tahunnya. Namun untuk Provinsi Maluku dan Irian Jaya mendapatkanhasil produksi cabai (Capsicum Sp) dengan luas panen 1,849 Ha, produksi 2,4 ton, dan hasil 17,87% / Ha. Data di atas menujukan bahwa produksi tanaman cabai mengalami penurunan tiap tahunnya. Penurunan produksi ini di sebsbksn karena semakin kurangnya luas areal tanaman cabai. Dengan semakin sempitnya luas areal tanaman cabai ini menujukan bahwa peluang bisnis tanaman cabai meliki prospek karena suplai dari tahun ketahun belum mencukupi. Tanaman cabai rawit ini dapat mencapai hasil produksi yang tertinggi adalah 9,83 ton hektar”1, berdasarkan hasil pengamatan lansung di lapangan penelitian tersebut
Date: 2022-08-29
New Economics Papers: this item is included in nep-sea
References: Add references at CitEc
Citations:
Downloads: (external link)
https://osf.io/download/630f0e0a171132033f5a8d6e/
Related works:
This item may be available elsewhere in EconPapers: Search for items with the same title.
Export reference: BibTeX
RIS (EndNote, ProCite, RefMan)
HTML/Text
Persistent link: https://EconPapers.repec.org/RePEc:osf:osfxxx:dm6ax
DOI: 10.31219/osf.io/dm6ax
Access Statistics for this paper
More papers in OSF Preprints from Center for Open Science
Bibliographic data for series maintained by OSF ().