Prospect of Shrimp Fisheries Industry in Indonesia

Bambang Edi Priyono
Additional contact information
Bambang Edi Priyono: Agriculture and Resource Economics, University of Hawaii, Honolulu

Economics and Finance in Indonesia, 1988, vol. 36, 375-400

Abstract: Peningkatan ekspor udang teiah menjadikannya primadona komoditas non migas Indonesia sejak 1986. Dengan volume ekspor 36.038 ton yang berniiai US $284,45 juta, komoditas ini berada pada urutan kedua (di bawah kopi) dalam peroiehan devisa Indonesia. Hasil udang ini diperoleh dari penangkapan (73,81%) sedang sisanya (26,19%) dihasiikan melalui usaha pertambakan. Sementara sumber utama penangkapan udang (di perairan Arafura) teiah berkurang (akibat ekspioitasi besarbesaran), maka untuk meningkat hasil ekspornya di masa dating hanya dapat diharapkan dari pertambakan. Walaupun hal ini membutuhkan modal yang besar serta tingginya factor resiko dalam usaha itu. Untuk meningkatkan nilai ekspor serta pangsa pasar Udang, maka perlu diadakan diversifikasi pemasaran. Ekspor udang yang sebagian besar dilakukan ke Jepang (karena pengusahaan udang yang dilakukan di Indonesia sebagian besar melalui joint venture dengan Jepang), perlu disebar juga ke AS dan Eropa, walaupun kedua daerah pasaran tersebut menerapkan uji mutu yang ketat.

Keywords: fisher; industry; product; shrimp (search for similar items in EconPapers)
Date: 1988
References: Add references at CitEc
Citations:

Downloads: (external link)
https://lpem.org/repec/lpe/efijnl/198816.pdf (application/pdf)

Related works:
This item may be available elsewhere in EconPapers: Search for items with the same title.

Export reference: BibTeX RIS (EndNote, ProCite, RefMan) HTML/Text

Persistent link: https://EconPapers.repec.org/RePEc:lpe:efijnl:198816

Access Statistics for this article

More articles in Economics and Finance in Indonesia from Faculty of Economics and Business, University of Indonesia Contact information at EDIRC.
Bibliographic data for series maintained by Muhammad Halley Yudhistira ( this e-mail address is bad, please contact ).